A. Pendahuluan
Senyawa
hidrokarbon merupakan suatu senyawa yang tersusun
oleh atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Senyawa hidrokarbon banyak sekali
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Terbentuknya senyawa hidrokarbon
melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan kovalen. Ikatan kovalen
adalah suatu ikatan yang terjadi sesama atom bukan logam. Atom C mempunyai 4
elektron di kulit terluar. Atom C cenderung memiliki kaidah oktet (8 elektron), sedangkan atom H
cenderung memiliki kaidah dupled (2 elektron) pada kulit terluarnya.
B. Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat
membentuk persenyawaan yang stabil yang begitu besar jumlahnya, sebab atom
karbon mempunyai beberapa kekhasan, yaitu:
1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen
Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di
dalam sistem periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2.
Konfigurasi atom karbon adalah sebagai berikut:
Kulit
K L
6C
= 2 4
Berdasarkan konfigurasi tersebut, atom
karbon mempunyai 4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan
elektronnya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar),
atom karbon memerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat membentuk empat
buah ikatan kovalen. Banyaknya atom H yang dapat berikatan dengan atom C, supaya atom C memenuhi kaidah okted adalah 4. Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
6 C
: 2 4
1 H : 1
Banyaknya
elektron di kulit terluar atom C dapat digambarkan : dan atom H digambarkan
dengan : Hx.
Atom
C berikatan dengan atom H, sebagai berikut :
|
|
H
pasangan elektron ox digambarkan dengan
tanda garis ¾
H
|
|
H
|
H
2. Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil
Dalam
persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron ikatan dengan
atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan
elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil.
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan
rangkap
Keempat
elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal,
ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga.
4.
Atom karbon dapat membentuk rantai
lurus dan bercabang
Kekhasan
atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan membentuk rantai
yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon tersebut dapat
lurus dan bercabang.
C. Macam-macam Senyawa
Hidrokarbon
1. Berdasarkan
jenis ikatannya:
| | |
1).
Ikatan tunggal (Hidrokarbon jenuh) : – C – C – C –
| | |
2).
Ikatan rangkap: (Hidrokarbon tak jenuh) | |
-
rangkap 2 (Alkena) : – C = C –
-
rangkap 3 (Alkuna)
: – C C –
2.
Berdasarkan bentuk
rantainya:
1). Rantai
terbuka (alifatik)
Suatu
senyawa hidrokarbon yang ada pangkal dan ujungnya, digambar dengan :
|
| | |
–
C – C – C – C –
| |
| |
2). Rantai
tertutup (siklik)
Suatu
senyawa hidrokarbon yang tidak ada pangkal dan ujungnya, digambar dengan:
3.
Berdasarkan jumlah
atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya :
1). Atom
C primer :
atom C yang diikat oleh satu atom C yang lain.
2). Atom
C sekunder : atom
C yang diikat oleh dua atom C yang lain.
3). Atom
C tersier :
atom C yang diikat oleh tiga atom C yang lain.
4). Atom
C kuartener :
atom C yang diikat oleh empat atom C yang lain.
Digambarkan sebagai berikut :
D. Pembagian Senyawa Hidrokarbon
1. Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.
Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana
juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan
senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon
batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Setiap senyawa yang merupakan
anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalam
senyawa tersebut. Suku pertama alkana adalah metana, CH4. Dalam molekul metana satu atom
C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika
satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua
alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan
mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6
Alkana
adalah senyawa hidrokarbon yang seluruh ikatannya adalah ikatan tunggal (ikatan
jenuh), digambarkan dengan :
| |
–
C – C –
| |
Rumus
umum:
Rumus
molekul dan nama 10 senyawa pertama alkana adalah sebagai berikut:
: metana : heksana
: etana : heptana
: propana : oktana
: butana : nonana
: pentana : dekana
a.
Rumus Bangun Alkana
Rumus bangun
adalah rumus yang menggambarkan jumlah atom sebenarnya dari rumus molekul
senyawa hidrokarbon.
Contoh rumus bangun senyawa etana C2H6
Dapat disederhanakan menjadi
Latihan : Buatlah
rumus bangun dari :
1)
2) 3) 4)
setiap
atom C bertambah satu, maka rumus bangun yang terbentuk berbeda satu deret
yaitu –CH2 dan dinamakan deret homolog.
E.
TATA
NAMA ALKANA
Perbedaan rumus struktur alkana
dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan sifat alkana yang
bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon, menyebabkan
perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus
strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC
agar dapat digunakan secara internasional.
1. Rantai tidak bercabang (lurus)
Jika rantai
karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi awalan
n- (normal)
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 = n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang,
maka:
a. Tentukan rantai induk (rantai
utama), yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain.
Rantai induk diberi nama alkana.
CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3
|
CH2
|
CH3
Rantai utama ada 6
rantai karbon, sehingga di beri nama heksana
b. Penomoran. Berilah nomor pada
rantai induk dari ujung terdekat cabang
(3) (4) (5)
(6)
CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3
|
(2)CH2
|
(1)CH3
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan,
maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C
yang yang terikat pada rantai induk.Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama
alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
CH3– =
metil CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – = butil
CH3 – CH2 – = etil CH3 – CH – CH2 – = isobutil
|
CH3
CH3 – CH2 – CH2 – = propil CH3 – CH2 – CH – =sekunder
butil
|
CH3
CH3
|
CH3 – CH – = isopropil CH3 –C – =
tertier butil
| |
CH3
CH3
e. Urutan penulisan nama. Urutan
penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama cabang nama rantai
induk:Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana- jika terdapat
lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor cabang dari alkil sejenis
dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai
dengan jumlah alkil sejenis.
b.
Isomer Alkana
Isomer adalah
suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia sama tetapi rumus bangun
berbeda.
Contoh : senyawa butana memiliki dua buah
isomer yaitu :
1)
H3C
– CH2 – CH2 – CH3 : normal - butana
2)
H3C – CH – CH3 : isobutana
|
CH3
Tugas : Buatlah isomer dari senyawa pentana
Alkil adalah sautu senyawa hidrokarbon yang kehilangan satu atom hidrogen.
Rumus umum :
Nama senyawa alkil, sama dengan
senyawa alkana hanya dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il.
Contoh : 1) CH4 menjadi CH3
Metana metil
2) C2H6 menjadi C2H5
etana etil
1. Alkena
Alkena
adalah suatu senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap (ikatan tak
jenuh), digambarkan dengan : – C = C – C
| |
Rumus
umum :
Tata nama senyawa alkena sama dengan senyawa alkana, dengan mengganti akhiran -ana pada alkana
menjadi –ena.
Contoh : 1) C2H6
menjadi C2H4
etana etena
2) C3H8 menjadi C3H6
propana propena
a.
Rumus Bangun Alkena
Rumus bangun pada senyawa
alkena mengandung 1 buah ikatan rangkap 2.
Contoh :
1) C2H4, rumus
bangunnya
atau H2C = CH2
1)
C3H6, rumus bangunnya H2C
= CH – CH3
Aturan
tata nama senyawa alkena :
1). Akhiran
–ana pada alkana diganti dengan akhiran –ena
2). Rantai
utama merupakan rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Contoh
: H3C – CH2 – C – CH2 – CH2 – CH3
||
CH2
3). Penomoran
rantai utama dimulai dari ujung rantai sedemikian rupa sehingga posisi ikatan
rangkap mendapat nomor terkecil.
Contoh : 1 2 3 4 5 6
H3C
– CH =
CH – CH2 – CH2
– CH3
4). Penulisan
cabanb-cabang dan aturan yang lain, misalnya mengandung cabang 2 yang sama
ditambah awalan di- , cabang 3 yang sama ditambah awalan tri-, pada nama cabang
alkilnya.
Contoh : 1 2 3 4 5 6
H2C
= C –
CH2 – CH – CH2
– CH3
| |
CH3 CH3
b.
Isomer Alkena
Isomer pada alkena mulai
terdapat pada butena (C4H8) yang mempunyai 3 buah isomer,
yaitu :
1)
H3C – CH2
– CH = CH2 : 1 – butena
2)
H3C – CH = CH –
CH3 : 2 – butena
3)
H3C – C = CH2
: 3 – butena
ô
CH3
Tugas :
§ Buatlah rumus bangun dari :
1)
Heksena
2)
Oktena
§ Buatlah isomer dari senyawa pentena dan beri nama senyawanya !
Isomer geometris tidak
ditemukan pada setiap senyawa karbon yang berikatan rangkap. Secara umum rumus
struktur senyawa karbon yang berikatan rangkap digambarkan sebagai berikut :
atau
Contoh
isomer geometris (cis – trans) pada 2-butena
H3C
– CH = CH – CH3
CH3 CH3 CH3 H
C = C C = C
H H H CH3
Cis
2-butena trans 2-butena
2. Alkuna
Alkuna
adalah suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki satu buah ikatan rangkap 3
(–
C C –) dengan rumus umum
Tata nama senyawa alkuna :
§ Akhiran –ana pada alkana diganti dengan akhiran –una.
§ Rantai utama merupakan rantai atom C terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap 3.
Contoh : HC C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
§ Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai sedemikian rupa
sehingga posisi ikatan rangkap 3 mendapat nomor terkecil.
Contoh
: 1 2 3 4 5 6
H3C
– CH C – CH2 – CH2
– CH3
§ Penulisan
cabang-cabang dan aturan yang lain seperti pada senyawa lainnya.
a.
Rumus Bangun Alkuna
Rumus
bangun senyawa alkuna mengandung 1 buah ikatan rangkap 3 (– C C –)
Contoh
: butuna (C4H6) : H3C – CH CH3
Tugas
: Buatlah rumus bangun dari :
1)
pentuna
2)
heksuna
3)
2 metil 2-pentuna
4)
2,3 metil 1- pentuna
b.
Isomer Alkuna
Isomer
struktur pada alkuna mulai terdapat pada butuna yang memiliki 2 buah isomer
yaitu :
1)
CH3 – CH2 – C CH : 1- butuna
2)
CH3 – C C – CH3 : 2- butuna
F. Minyak Bumi
1.
Pembentukan
minyak bumi dan gas alam
Minyak bumi dan gas alam berasal dari pelapukan jasad
renik baik hewan maupun tumbuhan yang terkubur dalam kerak bumi selama jutaan
tahun. Akibat pengaruh suhu dan tekanan tinggi bakteri an-earob menguraikan
sisa-sisa organisme tersebut menjadi minyak dan gas alam yang terkumpul dalam
pori-pori batu kapur.
2.
Komponen utama
penyusun minyak bumi
Minyak bumi terdiri atas campuran dari berbagai macam
hidrokarbon. Komponen utama minyak bumi adalah alkana dan sikloalkana. Minyak
bumi juga mengandung senyawa-senyawa nitrogen 0,01 – 0,9 %, belerang 0,1 – 7 %,
oksigen 0,06 – 0,4 %.
Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi mentah
yang berupa alkana antara lain metana, etana, propana sampai alkana berantai
panjang lurus dan bercabang. Alkana bercabang yang terpenting adalah iso oktana
atau 2,2,4 trimetil pentana.
CH3
|
H3C
– C –
CH2 – CH –
CH3
| |
CH3 CH3
3.
Dasar dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
Minyak bumi diperoleh dari hasil pengeboran merupakan
minyak mentah (crude oil) yang berupa zat cair kental berwarna
hitam.
Pengolahan atau pemisahan komponen penyusun minyak
bumi dilakukan dengan cara destilasi bertingkat, berdasarkan
perbedaan titik didih fraksi-fraksi penyusun minyak bumi.
Mula-mula minyak dipanaskan sampai suhu + 4000 C kemudian
dipompakan ke menara fraksionisasi.
Masing-masing
fraksi akan memisah pada suhu yang berbeda-beda. Hasil destilasi bertingkat
minyak bumi diperoleh fraksi-fraksi minyak bumi seperti ditunjukkan dalam tabel
berikut ini :
Tabel fraksi-fraksi hasil destilasi bertingkat minyak bumi
FRAKSI
|
JUMLAH
ATOM
|
TITIK DIDIH
(0 C)
|
KEGUNAAN
|
Gas
|
C1
– C5
|
< 30
|
Bahan bakar gas (LPG) dan bahan dasar petrokimia
|
Petroleum eter
|
C5
– C7
|
30 – 90
|
Pelarut
|
Bensin (gasoline)
|
C5
– C12
|
40 – 180
|
Bahan bakar motor, mobil
|
Minyak tanah
|
C12
– C16
|
180 – 250
|
Bahan bakar kompor, lampu
|
Solar (diesel)
|
C15
– C18
|
250 – 350
|
Bahan bakar mesin diesel
|
Minyak pelumas
|
C16
– C24
|
> 350
|
Pelumas
|
Lilin (parafin)
|
C21
– C50
|
-
|
Alat penerangan, bahan lilin
|
Aspal (residu)
|
C50
ke atas
|
-
|
Pelapis jalan raya
|
4.
Kualitas bensin
Bensin merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang
paling banyak diproduksi dan digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
dan mobil. Bensin mengandung campuran isomer-isomer heptana (C7H16)
dan oktana (C8H18).
Bensin yang banyak mengandung hidrokarbon rantai lurus
(misal heptana) sangat mudah terbakar dalam mesin motor bakar sehingga akan
menimbulkan bunyi ketukan (knocking) yang mengakibatkan mesin
mudah rusak.
Kualitas
bensin ditentukan oleh jumlah ketukan yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan
bilangan oktan. Makin sedikit jumlah ketukan maka makin tinggi bilangan
oktannya, yang berarti makin baik kualitas bensin.
Bilangan oktan adalah bilangan
yang menunjukkan persen volume iso oktana dalam bensin. Untuk menetapkan
bilangan oktan telah ditetapkan dua senyawa sebagai pembanding, yaitu iso
oktana ( 2,2,4 trimetil pentana) dan n-heptana.
Suatu bahan bakar terdiri atas campuran
90% iso oktana dan 10% n-heptana berarti bahan bakar tersebut mempunyai bilangan
oktan sebesar :
Bahan bakar
bensin terdapat dalam 3 jenis, yaitu : premium, premix, dan super TT.
Bensin premium bilangan oktannya 82, yang artinya kualitas bahan bakar tersebut
terdiri dari 82% iso oktana dan 18% n-heptana. Premix mempunyai bilangan oktan
90-94, dan super TT mempunyai bilangan oktan 98.
Untuk
meningkatkan bilangan oktan perlu diberi penambahan zat anti knocking
yaitu Tetra Etil Timbal (IV) atau Pb (C2H5)4
atau TEL.
G.
Rangkuman
1. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai karbon.
2. Berdasarkan jumlah atom C yang diikat oleh atom C lain, atom C dibedakan atas atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier dan atom C kuartener.
3. Berdasarkan jenis ikatan senyawa hidrokarbon dibedakan atas senyawa hidrokarbon jenuh (alkana) dan hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna).
4. Alkana merupakan hidrokarbon yang seluruh ikatannya tunggal / jenuh dengan rumus umum
5. Alkena adalah hidrokarbon yang mempunyai satu buah ikatan rangkap 2 dengan rumus umum
6. Alkuna adalah hidrokarbon yang mempunyai satu buah ikatan rangkap 3 dengan rumus umum
7. Isomer adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus bangun berbeda.
8. Senyawa-senyawa yang berisomer mempunyai sifat fisis yang berbeda.
9. Minyak bumi dan gas alam terbentuk melalui proses pelapukan jasad renik yang terkubur dalam kulit bumi berjuta-juta tahun yang lampau.
10. Komponen utama penyusun minyak bumi adalah alkana dan sikloalkana.
11. Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dengan destilasi bertingkat atas dasar perbedaan titik didih fraksi-fraksinya.
12. Hasil destilasi minyak bumi dapat berupa gas, bensin, minyak tanah, solar, pelumas, lilin dan residu.
13. Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan oktan. Makin tinggi bilangan oktan makin baik kualitas bensin.
14. Kualitas bensin atau bilangan oktan dapat ditingkatkan dengan penambahan tetra Ethyl Lead (TEL).
H. Soal Evaluasi
1.
Jelaskan bagaimana terbentuknya ikatan antara atom C
dengan atom H!
2.
Apa yang dimaksud dengan atom C primer, sekunder, tersier
dan kuartener? Gambarkan strukturnya !
3.
Tuliskan rumus bangun dari senyawa oktana (C8H10)!
4.
Tuliskan isomer dari senyawa pentana!
5.
Tuliskan rumus molekul senyawa heptana! gambar rumus
bangunnya!
6.
Tuliskan rumus bangun dari:
§ 2,2 dimetil
heksana
§ 2 metil 2
heksana
§ 2,3 dimetil 1
heksana
7.
Tuliskan isomer dari senyawa butuna!
8.
Bagaimana terbentuknya minyak bumi?
9.
Sebutkan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya!
10.
Apa yang dimaksud dengan bilangan oktan?
I. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
1.
Terbentuknya
ikatan antara atom C dengan atom H adalah adanya penggunaan sepasang elektron
yang berasal dari kedua atom tersebut.
2.
Atom C primer
adalah atom C yang terikat pada satu (1) atom C lain.
Atom C sekunder adalah atom C yang terikat pada dua (2) atom C lain.
Atom C tersier adalah atom C yang terikat pada tiga (3) atom C lain.
Atom C kuartener adalah atom C yang terikat pada empat (4) atom C lain.
Digambarkan dengan :
1
C
Contoh : 1 3 | 4 2 1
C
– C
– C – C
– C
| |
1C 1C
3.
Rumus bangun
senyawa oktana :
H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2– CH2 – CH2 – CH3
4.
Isomer senyawa
pentana (C5H12) adalah :
a)
H3C –
CH2 – CH2 – CH2
– CH3 = n – pentana
b)
H3C –
CH – CH2 – CH3 = iso pentana
|
CH3
CH3
|
c)
H3C
– C – CH2 – CH3 =
iso pentana
|
CH3
5.
Rumus molekul
senyawa heptana : C7H16
Rumus bangun : H H H
H H
H H
| |
| | |
| |
H – C
– C –
C – C– C
– C –
C – H
| |
| | |
| |
H H
H H H H H
Atau : H3C – CH2
– CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
6.
Rumus bangun
dari :
CH3
|
a. 2,2 dimetil heksana : H3C – C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
|
CH3
b. 2 metil 2 heksana : H3C – C = CH – CH2 – CH2 – CH3
|
CH3
b. 2,3 dimetil 1-heksana : H3C = C –
CH – CH2 –
CH2 – CH3
|
|
CH3 CH3
7.
Isomer dari
butuna (C4H6)
a. HC C – CH2 –
CH3 : 1 – butuna
b. H3C – C C – CH3 : 2 - butuna
8.
Minyak bumi
terbentuk dari proses pelapukan jasad renik yang terpendam dalam kulit bumi
selama berjuta-juta tahun lamanya.
9.
Fraksi-fraksi
minyak bumi dan kegunaannya :
a.
Gas alam untuk
bahan bakar gas dan bahan dasar petrokimia.
b.
Petroleum eter
untuk pelarut.
c.
Bensin untuk
bahan bakar motor dan mobil.
10.
Bilangan oktan
adalah bilangan yang menunjukkan persen volume iso oktana dalam bensin.
J.
Daftar Pustaka
1.
Kimia SMK
tingkat 2, Kurikulum 2004, Dra. Dyah Saptarini dan Emi Erawati, S.T.
(Yudhistira).
2.
Kimia SMU Kelas
1, Depdiknas 1993, Harry Firman, Liliasari.
Mengerti
Kimia 1 Edisi ke 4 tahun 1986, Kurikulum inti SMA, Akhiril Agus (Bumi Siliwangi
Mengabdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar